1.16.2009


A. Pengertian Observasi

Pengertian observasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung”

cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko, checklist, atau daftar isian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian, secara garis besar teknik observasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

  1. Structured or controlled observation (observasi yang direncanakan, terkontrol)
  2. Unstructure or informal observation (observasi informasi atau tidak terencanakan lebih dahulu).

Pada structured observation, biasanya mengamat menggunakan blangko-blangko daftar isian yang tersusun, dan didalamnya telah tercantum aspek-aspek ataupun gejala-gejala apa saja yang perlu diperhatikan pada waktu pengamatan itu dilakukan.

Adaoun pada unstructurred observation, pada umumnya pengamat belum atau tidak mengetahui sebelumnya apa yang sebenarnya harus dicatat dalam pengamatan itu. Aspek-aspek atau peristiwanya tidak terduga sebelumnya.


B. Kedudukan Observasi di Dalam Evaluasi

Observasi merupakan metode langsung terhadap tingkah laku sampling di dalam situasi sosial, dengan demikian merupakan bantuan yang vital sebagai suatu alat evaluasi.

Melalui observasi, deskripsi objektif dari individu-individu dalam hubungannya yang aktual satu sama lain dan hubungan mereka dengan lingkungannya dapat diperoleh. Dengan mencatat tingkah laku ekspresi mereka yang timbul secara wajar, tanpa dibuat-buat, teknik observasi menjadi proses pengukuran (evaluasi) itu tanpa merusak atau mengganggu kegiatan-kegiatan normal dari kelompok atau individu yang diamati. Data yang dikumpulkan melalui observasi mudah dan dapat diolah dengan teknik statistik konvensional.

Jenis-jenis situasi sosial yang dapat diselidiki dengan observasi sangat luas, mencakup bermacam penelitian mengenai tingkah laku fisik, sosial dan emosional, dari mulai TK, SD, SMP sampai kepada pengamatan terhadap tingkah laku orang dewasa, di pabrik-pabrik, di kantor-kantor, di rumah, dalam kelompok diskusi, dan dalam situasi-situasi lain di masyarakat.

Dalam rangka evaluasi hasil belajar, observasi digunakan sebagai teknik evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan atau skill. Misalnya untuk mengadakan penilaian terhadap murid-murid : bagaimana cara mengelas, membubut, menjahit pakaian, mengetik, membuat sambungan kusen pintu, dan menyambung kabel dan memasang alat-alat listrik. Dalam observasi ini guru menggunakan blangko daftar isian yang didalamnya telah tercantum aspek-aspek kegiatan dari keterampilan itu yang harus dinilai, dan kolom-kolom tempat membutuhkan check atau skor menurut standar yang telah ditentukan.


C. Situasi di dalam Observasi

Yesrild dan Meigs membagi situasi-situasi yang dapat diselidiki melalui observasi langsung itu menjadi tiga macam, yaitu :

1. Situasi bebas (free situation)

2. Situasi yang dibuat (manipulated situation)

3. Situasi campuran (partially controlled) gabungan dari kedua situasi tersebut.

Pada situasi bebas, klien yang diamati dalam keadaan bebas, tidak terganggu, dan tidak mengetahui bahwa ia atau mereka sedang diamati. Dengan observasi terhadap situasi bebas, mengamat dapat memperoleh data yang sewajar-wajarnya (apa adanya) tentang perisitiwa atau tingkah laku seseorang atau kelompok yang tidak dibuat-buat.

Pada situasi yang dibuat, pengamat telah sengaja membuat atau menambahkan kondisi-kondisi atau situasi-situasi tertentu, kemudian mengamati bagaimana reaksi-reaksi yang timbul dengan adanya kondisi atau situasi yang sengaja di buat itu. Misalnya dengan memberikan sesuatu yang dapat menimbulkan frustasi. Observasi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan termasuk ke dalam jenis situasi (situasi yang dibuat).

Situasi campuran (partially controlled) adalah situasi dalam observasi yang merupakan gabungan dari kedua macam situasi tersebut diatas.

Tujuan-tujuan observasi dalam rangka evaluasi pendidikan pada umumnya untuk menilai pertumbuhan dan kemajuan murid dalam belajar, bagaimana perkembangan tingkah laku penyesuaian sosialnya, minat dan bakatnya dan seterusnya.


D. Cara-cara Mencatatkan Observasi

Ada dua cara pokok tentang mencatatkan observasi itu.

1. Unit-unit tingkah laku yang akan diamati dirumuskan atau ditentukan lebih dulu, dan catatan-catatan yang dibuat hanyalah mengenai aspek-aspek atau kegiatan yang telah ditentukan.

2. Kita mengadakan observasi tanpa menentukan lebih dulu aspek-aspek atau kegiatan-kegiatan tingkah laku yang akan diamati. Dengan demikian, menurut cara yang kedua kita dapat memperoleh data yang luas dan bervariasi (banyak macamnya)

Cara yang pertama biasa dilakukan dalam penyelidikan formal (formal studies), sedangkan cara yang kedua baik untuk digunakan bagi situasi-situasi informal. Dalam kegiatan evaluasi proses belajar-mengajar, kedua cara mencatatkan observasi tersebut diatas sering kali diperlukan dan dilakukan oleh guru-guru di sekolah


Referensi :

Drs. M. Ngalim Purwanto. M.P. 2008. Prinsip-prinsip evaluasi pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.




1 komentar:

Hendra mengatakan...

halo hima q pgen tukeran blog ma km tinggalin link km dumz biar q bsa add di blog km trims

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates