2.23.2009

Buat kamu yang suka banget melakukan perjalanan jauh, ada baiknya kamu baca tips di bawah ini... eit jangan lupa bawakan cemilan secukupnya, rokok (bagi yang merokok plus kopi)....



1. Menetukan niat

Untuk apa Anda melakukan perjalanan ini? Refreshing? Cari duit? Atau sekadar mencari solusi setelah bingung bagaimana cara menghabiskan uang di kantong Anda? Atau ada tujuan mulia lainnya, misalkan mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, atau menjadi pendamping di salah satu desa tertinggal di pedalaman dan membawa bantuan buat mereka, atau tujuan mulia lainnya. Hal ini penting agar Anda tak merasa terganggu di perjalanan nantinya, misalnya masih terus memikirkan pekerjaan di kantor, padahal Anda sedang berada di sebuah pantai yang indah menjelang matahari terbenam. Kalau sudah begitu, Anda tak akan bisa menikmati perjalanan Anda.

2. Menentukan Lokasi tujuan perjalanan

Ini penting, sebab sebelum melangkah, kita memang perlu mengetahui hendak ke mana. Kalau tidak, maka kita hanya akan melakukan pemborosan biaya, waktu, dan tenaga.

3. Memilih Rute yang akan dipakai untuk mencapai lokasi yang dituju

Setelah menentukan tujuan lokasi yang hendak disambangi, tentukanlah rute yang akan diambil menuju sasaran. Bagi yang hendak ke pedamlaman, tentukanlah rute-rute ke kota terdekat dengan tujuan sesungguhnya. Misalnya, anda hendak pergi ke gunung semeru dan berangktat dari jakarta, maka anda harus menentukan akan ke malang lewat surabaya, atau langsung ke Malang.

4. Pemilihan moda transportasi

Ini terkait erat dengan sebelumnya, karena tidak semua moda transportasi tersedia di semua jalur/rute tertentu. Misalkan, Anda hendak pergi ke Malang dari Jakarta tanpa melewati kota Surabaya (menghindari kemacetan di Porong, Sidoarjo), maka Anda tak bisa menumpang pesawat terbang, sebab tak ada jalur penerbangan Jakarta - Malang. Pilihannya kereta api, bus, atau mobil pribadi. Sekali lagi, ini diseuaikan dengan rute yang dipilih.

5. Persiapkan dana

Ini meliputi dana untuk:

* Transportasi
Carilah info berapa uang yang harus anda keluarkan sesuai moda transportasi yang telah Anda tentukan. Kalau bawa mobil ndiri, berapa liter bensin yang harus dibeli.

* Konsumsi
Ini menyangkut makanan yang akan disantap selama perjalanan. Cara menghitung yang praktis adala dengan menghitung uang makan rata-rata setiap kali makan, lalu kalikan dalam sehari, lalu kalikan lagi dengan jumlah hari yang anda rencanakan untuk perjalanan. ingat, di daerah tertentu, harga makanan bisa sangat mahal. carilah info pada orang-orang yang pernah melakukan perjalanan ke tempat yang akan Anda tuju. Kalau tidak ada, sebaiknya perhitungannya dilebihkan, agar tidak kurang nantinya.

* Akomodasi
Di mana Anda akan tinggal? Hotel berbintang lima? Atau cukup di dalam tenda? Kalau di Losmen, berapa harga rata-rata biaya menginap di losmen yang terdapat pada kota-kota tujuan Anda? Ini berkaitan juga dengan lamanya Anda tinggal. Kalau tinggal di tempat famili atau kawan, mungkin tidak perlu keluar biaya, tapi sebaiknya Anda pertimbangkan secara serius untuk membawa oleh-oleh untuk mereka, agar Anda tetap menjadi "orang Timur".

* Buah tangan
Persiapkan berapa anggaran untuk beli oleh-oleh untuk sahabat dan sanak kerabat. Kalau tidak dibuat, bisa-bisa kantong anda jebol karena membeli oleh-oleh tanpa menghitung berapa orang yang harus dibawakan. atau sebaliknya, justru ada orang-orang yang selayaknya Anda belikan oleh-oleh, ternyata malah terlupakan. Anda juga harus memperhatikan buah tangan untuk orang-orang yang akan Anda kunjungi. Apalagi jika orang tersebut akan menampung Anda di tempat tujuan Anda seperti misalnya mas Joni yang baik di Sumatera Selatan sana.

* Cadangan
Kadang, segala sesuatu berjalan di luar rencana. Untuk itu, kita perlu menyiapkan dana cadangan. Jangankan bekal dalam perjalanan, main bola saja perlu pemain cadangan.

6. Persiapan perlengkapan

* Makanan
Berapa banyak anda harus membawa makanan? Kalau Anda naik gunung selama tujuh hari, tentu harus benar-benar dipersiapkan perbekalannya, jangan sampai Anda mati kelaparan di sana. Untuk penjelasan tentang merancang perbekalan selama naik gunung, saya akan jelaskan di lain kesempatan.

* Pakaian, termasuk alas kaki
Pakaian ini bisa dikategorikan menjadi pakaian dalam perjalanan, pakaian tidur, atau pakaian dalam kondisi tertentu, misalkan cuaca panas/dingin. Jangan lupakan juga kaos kaki, sepatu, dan juga sandal. Lho, kok sandal? Iya, kadang saat berkemah di hutan pun, Anda membutuhkan sandal untuk keperluan operasional, misalkan pergi ke sungai untukmandi, atau sekedar masak di luar tenda.

* Tas
Pakailah tas yang cukup untuk membawa semua perlengkapan dan perbekalan yang anda bawa. Usahakan serigkas mungkin. Khusus untuk keperluan operasional, ada baiknya Anda membawa tas kecil semacam tas pinggang yang berisi buku catatan, peta/petunjuk perjalanan, uang, surat-surat, alat tulis, serta barang-barang kecil lainnya yang sekiranya diperlukan. Jangan sampai sekalian koper dan tas rensel besar yach...ntar malah di bilang mo pindah lagi..he he ....

* Obat-obatan
Setiap orang punya penyakitnya masing-masing. Bagi yang punya penyakit bawaan, jangan lupa membawa obatnya agar di perjalanan tak disibukkan dengan mencari obat saat penyakitnya kambuh.
Surat-surat penunjang perjalanan

* Kamera
Tentu Anda tak ingin melewatkan momen-momen indah dan mengesankan dalam perjalanan Anda (kayak iklan film, neh). Maka bawalah kamera Anda. Boleh untuk bikin foto, atau film sekalipun. Jangan lupa bawa peralatan pendukungnya seperti batere cadangan atau chargernya, tripod, filter lensa, maupun film dan/atau kartu memori cadangan.
Makasih untuk mas Aroengbinang untuk masukkannya.

7. Persiapan untuk Hal-hal darurat

* Kontak Person
Adakah orang-orang yang tinggal dekat dengan tempat yang menjadi tujuan Anda? Kalau ada, sebaiknya Anda beritahu bahwa Anda akan berada di sekitar kota tempat tinggalnya. Kalau terjadi sesuatu dengan Anda, maka ia akan bisa menolong Anda.

* Jalur Evakuasi
Kedengarannya menyeramkan. Tapi ini perlu ditentukan sebelum Anda melakukan perjalanan. Misalkan begini: Anda pergi ke Meulaboh. Saat terjadi seuatu, Anda perlu menuju tempat aman yang terdekat, tidak harus langsung pulang ke Jakarta. Maka Anda sebaiknya memperhitungkan akan ke Medan ataukah ke Banda Aceh, dua kota besar terdekat yang ada. Apa untung ruginya, harus diperhatikan agar keadaan darurat bisa secepatnya dinetralisir.

* Alamat Institusi untuk hal-hal darurat, misal: rumah sakit, puskesmas, kepolisian, ataupun ATM Bank
Catatlah di mana alamat kantor polisi, rumah sakit, atau puskesmas terdekat di tempat tujuan perjalanan Anda. Sehingga kalau hal darurat terjadi, Anda tak lagi bingung mencari di buku telpon, atau tanya sana-sini, yang belum tentu bisa Anda lakukan kalau kondisi darurat itu terjadi di tengah malam.

8. Persiapan fisik

Walaupun untuk refreshing, perlu juga Anda persiapkan kebugaran fisik Anda, agar perjalan Anda tidak diganggu dengan keadaan yang tidak masuk akal, semisal Anda hanya bisa terkapar di dipan penginapan, hanya karena fisik yang belum disiapkan untuk jalan-jalan seharian.

9. Persiapan untuk hal-hal yang ditinggalkan

Informasi ke RT/RW, keamanan, dan tetangga atau sanak famili di satu kota dengan tempat tinggal Anda. Ini penting agar mereka tidak bingung mencari-cari Anda nantinya. Selain itu, kalau Anda pergi dalam jangka waktu yang lama, "titipkan" rumah Anda. Kalau perlu, titipkan kunci pada tetangga terdekat, sehingga mereka dapat membantu menjaga rumah Anda, atau mematikan dan menyalakan lampu di pagi atau malam hari, kalau sistem penerangan Anda belum memakai saklar otomatis. Jangan lupa, informasikan juga waktu kepulangan Anda kepada mereka.


Mau tau ada yang menarik di Kabupaten Sarolangun....???Nich cerita waktu Lebaran kemarin, pulang kampung ke Kota Sarolangun. Walaupun Kabupaten baru yang masa pembangunan. Daerah yang baru beranjak maju setelah “pisah ranjang” dengan kabupaten induk beribu kota Bangko. Dulu menjadi Kabupaten Sarko (Sarolangun Bangko). Kini, Sarolangun jadi kabupaten sendiri beberapa kecamatan (Batang Asai, Limun, Mandiangin, Pauh, Pelawan Singkut, Sarolangun), begitu juga dengan Bangko, dengan nama baru Kabupaten Merangin, beribu kota Bangko.
Lebaran di Sarolangun terasa belum lengkap bagi masyarakatnya, bila tak ada Pacu Perahu di Sungai Tembesi. Acara tahunan ini tidak begitu saja disambut oleh masyarakat setempat tetapi manfaatkan juga oleh para pedagang dadakan. Sehingga banyak kita temui di pinggiran sungai banyak para penjual yang menjajakan dagangannnya. Dengan berbagai macam-macam yang di jual, mulai dari Makan Ringan, Maenan anak-anak sampai ada juga memberikan jasa penyebaran menggunakan perahu.
Anak sungai Batang Hari ini memang cocok untuk arena pacu perahu. Sudah biasanya, lebaran diakhir dengan pacu perahu. Anak-anak perahu dengan segala upaya mendayung agar mendapat juara. Sayangnya, seringkali konflik berawal di sini. Ketika semua ingin jadi juara. Padahal awalnya, tahun 80–an, ini hanyalah bentuk dari kemeriahan kekeluargaan antar dusun. Kini sudah berkembang menjadi gengsi. Lalu jadi ajang politik pula. Ada beberapa logo partai menempel di dinding perahu, disamping perusahaan dan kelompok bisnis ikut mendukung sebagai sponsorshif.
Lebaran di sini terasa panjang, karena ditutup dengan dua hari pacu perahu di akhir minggu lebaran. Pemkab Sarolangun tampaknya harus intens menggarap pacu perahu menjadi ajang budaya yang sportif dan ekonomis. Tidak sekedar hiburan belaka. Apalagi membiarkan berkembang tanpa arah. Semestinya dianggarkan menjadi iven pariwisata.
Belasan perahu yang disolek dan dipercayakan bisa kencang di arus maka sorak sorai di tepian menggema. Jalur + 1 Km dilibas cepat. Sekitar 3–5 menit. Cuma memang sering kali tidak teratur pelepasannya, karena belum dikelola profesional. Teknik dan atlet berbakat yang dilatih beberapa bulan sebelumnya memang layak ditonton. Hadiahnya memang kecil, tapi gengsi antar sponsorshif dan tim sangat penting! Dua hari biasanya ada kelas pacu. Misalnya, perahu dengan 18 orang pendayung dan 13 pendayung di hari ke dua. Mereka tampil bisa jadi atas nama perusahaan bisnis, daerah, terakhir, adalah partai politik. Artinya, aroma Pemilu 2009 memang sudah masuk ke daerah ini.
Sebagai perantau yang pulang, melihat kota ini sepertinya belum mendapat keseimbangan pembangunan. Masih banyak yang miskin, yang kaya terus berjaya. Pemkab masih terasa belum optimal menggarap potensi. Inilah kabupaten baru yang masih berkemas untuk maju. Walau secara fisik banyak berubah, tapi secara mental belumlah begitu. Dimana jati diri generasi tidak tergarap sebagai bentuk dari pembangunan budaya [charachter building]. Sangat mengindonesia dan Jakarta banget!
Pacu Perahu sudah menjadi budaya. Anak muda di sini menggilainya. Ada beberapa kelompok atletnya memang sudah mendapat pendidikan khusus dan jam terbang lomba tinggi. Mereka sudah beradu dengan atlet dari luar negeri. Seperti Agustus lalu sempat masuk nominasi tiga besar di ajang Dragon Boat yang digelar oleh Pemko Padang.
Berpenduduk sekitar 195.905 jiwa (2004), Kota Sarolangun, sangat egaliter. Dimana, daerah ini merupakan perantauan dekat dari Ranahminang. Disamping itu, masyarakatnya terdiri dari Melayu Jambi, Jawa, Batak, China. Menariknya, daerah ini sama halnya dengan Kabupaten Dharmasraya, yang juga bercerah dengan Kabupaten Sijunjung. Keduanya berlari kencang mengejar keterpurukan selama ini di bawah bayang-bayang kota kabupaten. Kelebihan sebagai kabupaten baru, dilewati oleh Jalan Lintas Sumatera, dua jam perjalanan dari Kota Lubuk Linggau, tiga Jam dari Kota Jambi, delapan jam dari Kota Padang. Tetapi, peradaban yang melintas belum tentu bisa dimanfaatkan kalau pemimpin belum membangun tidur panjang masyarakatnya. Atau jangan-jangan justru pemimpinnya yang selalu tertidur kekenyangan. [Azr]


;;

Template by:
Free Blog Templates